⁠⁠⁠

Wednesday, 28 January 2015

PENGUMUMAN NILAI ANALISIS CERPEN (VII A)

...

Friday, 23 January 2015

PENGUMUMAN NILAI ANALISIS CERPEN (VII B)

PENGUMPULANNAMANILAI 1/20/2015 11:59:57Meidi Wulan Sari80 1/20/2015 11:57:30Zidna N.L90 1/20/2015 12:02:58Fitri Alviana Khotijah95 1/20/2015 12:05:21Wafik Nurul Khoiriyah90 1/20/2015 12:06:48ELIZA DEVI KHARISMA MH85 1/20/2015 12:10:11Hawin Lathi Fatus Tsaniyah80 1/20/2015 12:57:47Diyah Rahayu Ningtyas85 1/20/2015 15:38:53Ika Santi K.100 1/23/2015 11:35:59Anggi Junita Dwi Lestari85...

Wednesday, 21 January 2015

KAPAL TERAKHIR

Di tepian Nieuwe Maas, Rotterdam Roderick menemui Slavina selepas matahari tergelincir pukul tiga sore. Cahayanya menyandari punggung gadis itu —membiaskan kemilau kemerahan di rambutnya. Tapi kondisi Slavina membuat lelaki itu cemas. Ia tegak di beranda, di sisi Slavina, menghadap ke sungai Nieuwe Maas dalam kebisuan. Mereka ditikam canggung. Ah, bukan mereka, tapi cuma Roderick saja. Untuk pertama kali, lelaki itu harus mengasihani dirinya. Ia butuh penebusan atas kerumitan yang sedang terjadi. “Aku datang, Slavina,” pelan lelaki itu berujar seraya meletakkan telapak tangannya di bahu Slavina, “aku datang, Sayang.” Tetapi Slavina tak bergeming. Matanya lurus ke aliran air sungai Nieuwe Maas yang mengalir pelan menuju delta Rotte...

Monday, 19 January 2015

SERAGAM

Lelaki jangkung berwajah terang yang membukakan pintu terlihat takjub begitu mengenali saya. Pastinya dia sama sekali tidak menyangka akan kedatangan saya yang tiba-tiba. Ketika kemudian dengan keramahan yang tidak dibuat-buat dipersilakannya saya untuk masuk, tanpa ragu-ragu saya memilih langsung menuju amben di seberang ruangan. Nikmat rasanya duduk di atas balai-balai bambu beralas tikar pandan itu. Dia pun lalu turut duduk, tapi pandangannya justru diarahkan ke luar jendela, pada pohon-pohon cengkeh yang berderet seperti barisan murid kelas kami dahulu saat mengikuti upacara bendera tiap Isnin. Saya paham, kejutan ini pastilah membuat hatinya diliputi keharuan yang tidak bisa diungkapkannya dengan kata-kata. Dia butuh untuk...

DUA WAJAH IBU

DUA WAJAH IBU Perempuan tua itu mendongakkan wajah begitu mendengar desingan tajam di atas ubun-ubunnya. Di langit petang yang temaram, ia melihat lampu kuning, hijau, dan merah mengerjap-ngerjap pada ujung-ujung sayap pesawat terbang. Deru burung besi itu kian nyaring begitu melewati tempatnya berjongkok. Ia menghentikan gerakan tangannya. Menggiring burung itu lenyap dari mata lamurnya. Lalu, tangannya kembali menggumuli cucian pakaian yang tak kunjung habis itu. Beberapa detik sekali, tangan keriputnya berhenti, lalu ia menampari pipi dan kaki. Nyamuk di belantara beton ternyata lebih ganas ketimbang nyamuk-nyamuk rimba yang saban pagi menyetubuhi kulitnya saat menyadap karet nun jauh di pedalaman Sumatera-Selatan sana: Tanah...

 
Design by Awalludin Ma'ruf | Published by Template Dyto Share.us | Download Film Terbaru
Sisi Remaja Ebook Teknisi Komputer